PERTANIAN ORGANIK
Trend masyarakat
dunia untuk kembali ke alam (back to nature) telah menyebabkan
permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia tumbuh pesat sekitar 20%
per tahun.Sehingga diperkirakan pada tahun 2010 pangsa pasar dunia terhadap produk
pertanian organic akan mencapai U$ 100 milyar (Ditjen BPPHP Deptan, 2001).
APA ITU PERTANIAN ORGANIK ?
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian
yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan
produktivitas agroekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan
serat yang cukup, berkualitas, dan
berkelanjutan.
Kita akan mempelajari bagaimana cara pengolahan dan
tatacara perawatan pada Pertanian Organik agar hasilnya baik.
Pertama kita harus memperhatikan Lahan.
LAHAN
Lahan yang digunakan untuk produksi pertanian
organik harus bebas dari bahan kimia
sintetis (pupuk dan pestisida). Terdapat dua
pilihan lahan: (1) lahan pertanian yang baru dibuka atau, (2) lahan pertanian
intensif yang telah dikonversi menjadi lahan pertanian organik. Lama masa
konversi tergantung sejarah penggunaan lahan, pupuk, pestisida, dan jenis
tanaman.
KEDUA PENGUNAAN PUPUK ORGANIK.
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari
bahan-bahan organik seperti pangkasan daun tanaman, kotoran ternak, sisa
tanaman, dan sampah organik yang telah dikomposkan.
KETIGA PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH.
Untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman,maka upaya
peningkatan kesuburan tanah secara alami melalui daur ulang nutrisi tanaman,
harus dioptimalkan dengan mengandalkan perbaikan aktivitas biologis, serta
fisik dan kimia tanah dengan
prinsip:
v Mengembalikan hara atau nutrisi yang terangkut
panen dengan menambahkan pupuk organik dari berbagai sumber (pangkasan tanaman,
pupuk kandang), secara periodik ke
v dalam tanah baik dalam bentuk segar atau kompos,
v Mengembalikan sisa-sisa panen serta serasah ke
lahan untuk mengembalikan hara terangkut tanaman,
v Menanam tanaman legum sebagai tanaman pagar (hedgerow)
yang bermanfaat sebagai sumber pupuk organik, pakan ternak, dan di sisi lain
berfungsi sebagai perangkap inang/predator,
v Mengintegrasikan ternak dalam kebun organik, selain
kotoran yang dihasilkan digunakan sebagai pupuk, daging ternak dapat dikonsumsi
sebagai produk daging organik,
v Menambahkan bahan amelioran alami seperti kapur dan
fosfat alam, bila terjadi kahat hara Ca dan P pada tanah yang tidak dapat
diatasi dengan pupuk organik (bahan-bahan ameliorant yang diizinkan terdapat
dalam SNI 01-6729-2002)
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PERTANIAN
ORGANIK
- Benih tidak boleh berasal dari produk hasil rekayasa
genetika atau Genetically Modified Organism (GMO). Sebaiknya
benih berasal dari kebun pertanian organik,
- Pengendalian hama, penyakit, dan gulma tidak boleh menggunakan
pestisida kimia sintetis, tetapi dilakukan dengan cara mekanik seperti hand
picking, membuang bagian tanaman yang sakit, dan menggunakan pestisida
nabati bila diperlukan, serta menjaga keseimbangan ekosistem,
- Penanganan pasca panen
sesuai dengan persyaratan pasca panen pertanian organik
Kesimpulanya
:
Pengelolaan
lahan dengan budidaya pertanian organik sebagai salah satu alternatif strategis
mempertahankan kesuburan tanah dan sumberdaya lahan berwawasan lingkungan.
Semoga
artikel ini bermanfaat dan bisa menjadikan solusi bagi para
petani Organik untuk mendapatkan hasil
pertanian yang maxsimal guna memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Daftar
Pustaka :
Setyorini,
Diah. Dan Husnain. 2004. Pengelolaan Lahan Untuk Pertanian Organik.
Bogor: Balai Penelitian Tanah.